Suatu malam di tahun 2011, gadis berseragam putih biru
kembali bermimpi. Ia berada di salah satu tepian danau kampung halamannya.
Bersama sang adik yang berseragam putih biru. Gadis berseragam putih abu-abu dan
adik berseragam putih biru melangkah di atas lantai batu di depan pondok kecil
di tepi danau. Langkah mereka terhenti kala seorang pemuda berbaju putih muncul
dari sisi yang berbeda. Pemuda itu berkaca mata. Ia tersenyum. Dan gadis
berseragam putih biru membalas senyumannya.
Pemuda berkacamata bertanya, “Apa yang kau lakukan
disini?”
Gadis berseragam putih abu-abu menjawab, “Ini kampung
halamanku.”
Pemuda berkaca mata mampir ke rumah gadis berseragam
abu-abu. Bercengkrama, bercanda dan menonton televisi bersama. Dan lagi, gadis
berseragam putih abu-abu terbangun. Ia kesal dan bahagia.
Suatu hari di tahun 2011 setelah mimpi itu datang.
Gadis berseragam putih abu-abu kembali melihat pemuda berkaca mata. Lagi, dari
kejauhan dan hanya punggungnya saja.
Suatu malam di tahun 2012. Gadis berseragam putih
abu-abu kembali bermimpi. Gadis berseragam putih abu-abu berada di rumah salah
satu keluarganya. Mereka mengadakan persiapan pesta. Teman-teman kecil gadis
berseragam putih abu-abu juga ada di sana. Ikut membantu. Saat itu gadis
berseragam putih biru tengah mendengarkan pengarahan salah satu keluarganya
sambil memegang segulung selang. Tiba-tiba, seorang pemuda tidak dikenal meraih
selang itu dan mengantikan posisi gadis berseragam putih abu-abu. Saat gadis berseragam
putih abu-abu melihat wajah pemuda itu, ia mengenalnya. Dia adalah pemuda
berkaca mata. Dengan baju kaus putihnya. Ia tersenyum kearah gadis bereragam
putih abu-abu. Gadis berseragam putih abu-abu membalas senyumannya. Begitu juga
dengan teman-teman kecil gadis berseragam putih abu-abu.
Setelah persiapan pesta telah selesai gadis berseragam
putih abu-abu berbincang-bincang dengan pemuda berkaca mata. Di tepi sebuah
danau. Saat cahaya matahari yang terik menimbulkan bayangan dedaunan yang
melindungi tempat mereka bercengkrama.Pemuda berkaca mata bercerita tanpa
henti. Gadis berseragam putih abu-abu mendengarkan tanpa letih. Mereka tertawa.
Tertawa. Dan tertawa. Namun gadis berseragam putih abu-abu merasa ada yang
aneh.
Suatu sore di hari yang sama di alam mimpi di tahun
2011, pemuda berkaca mata mengantar gadis berseragam putih abu-abu kembali ke
rumahnya. Pemuda berkaca mata masih menceritakan kisahnya tanpa henti. Hingga
gadis berseragam putih abu-abu disambut oleh teman-teman kecilnya. Pemuda berkaca
mata pamit untuk pulang dan melambaikan tangan saat tubuhnya mulai menjauh
dengan senyuman di pipinya. Teman-teman kecil gadis berseragam putih abu-abu
bertanya dengan antusias tentang apa yang mereka bicarakan. Gadis berseragam
putih abu-abu menjawab sambil tersenyum. Namun hatinya terasa pedih. Dan ia
ingin menangis. Namun ia tersenyum kearah teman-teman kecilnya.
Suatu pagi di tahun 2011. Gadis berseragam putih
abu-abu terbangun dari mimpinya. ia tidak kesal dan tidak bahagia. Ia hanya
merenung dan merenung. Apa maksud dari mimpinya?
Suatu hari di tahun 2013. Gadis berseragam putih biru
telah tumbuh menjadi gadis bersepatu kets. Gadis bersepatu kets bertemu
teman-teman baru. Bertemu bahasa baru. Bertemu tanah baru. Namun dengan langit
yang tidak baru.
Gadis bersepatu kets tidak pernah lagi memimpikan
Pemuda berkaca mata. Ia tidak pernah lagi melihat punggung pemuda berkaca mata.
Ia tidak pernah lagi melihat dari kejuahan. Ia tidak pernah lagi mengintip dari
balik bahu teman-temannya. Ia telah lupa
walau ia tidak melupakan.
Suatu malam di bulan maret di tahun
2015. Setelah sekian lama, gadis bersepatu kets kembali bermimpi. Si pemuda berkaca
mata datang menghampirinya dan sambil tersenyum menyapa gadis bersepatu kets.
Menanyakan, “bagaimana kabarmu?” dengan wajah polos seoalah tidak pernah
terjadi apa-apa. Dan sigadis bersepatu kets hanya memandangnya dengan bingung.
Suatu pagi setelah mimpi itu datang
di tahun 2015. Gadis itu terbangun dari tidurnya. Berjalan ke kamar mandi dan
membasuh muka. Melihat wajahnya di kaca yang tertempel di dinding. Dan bertanya,
“Apa maksudnya?”
Pertanyaan itu masih berlum terjawab
hingga akhir bulan maret di tahun 2015.
Gadis berbaju hitam mengakhiri
ceritanya dan menunggu tanggapan dari gadis berbaju abu-abu dan gadis berbaju
putih. Mereka tertegun, memperhatikan
wajah gadis berbaju hitam yang menunduk memperhatikan coretan-coretan yang baru
saja ia buat di atas meja. Ia mengangkat kepalanya dan mendapati dua pasang
mata memandangnya. Dua pasang mata itu agak sembab. Ada bekas usapan di
bawahnya.
Gadis berbaju hitam tertawa. Tidak
menduga kisahnya akan membuat dua pasang mata meneteskan sebutir air mata. Gadis
berbaju abu-abu dan gadis berbaju putih juga ikut tertawa. Tidak menyangka
kisah gadis berbaju hitam akan membuat sepasang mata mereka mengeluarkan
sebutir air mata.
Gadis berbaju hitam berkata,
“Terlalu menyedihkan untuk di ceritakan bukan?”
Gadis berbaju abu-abu menjawab,
“Tapi memberi sebuah semangat, tidak selamanya kita berdiri di tempat yang
sama,”
Gadis berbaju putih manambahkan,
“Tapi sungguh indah,” sambil menebar senyuman.
Gadis berbaju hitam, gadis berbaju
abu-abu dan gadis berbaju putih tersenyum bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar